Rindu akan kehadiran sebuah jiwa..
Membuaiku hingga tak mampu lagi bibirku berucap..
Aku pastikan ia tak rasakan ini..
Karena ia memang tak pernah mengingatku..
Aku memang manusia yg bodoh..
Yg selalu mengatasnamakan cinta..
Padahal ia tak pernah mau tahu jika cintaku tulus untuknya..
Aku ingat Ia pernah berkata..
Aku tak boleh melandasi semua dengan hati..
Agar aku tak cepat merasa tersakiti..
Jika ia tak hiraukan aku..
apa hati ini bisa di buang tanpa ada rasa..
Apa cinta itu mampu ada bila hati telah mati..
Lalu kemana harus ku cari cara..
Agar aku tak menggunakan hatiku untuk sebuah cinta..??
-tulus-
Sesungguhnya mengapa aku tetap bisa berdiri tegak disini..
Itu karena riuh riang sahabat yg selalu mengajaku bangkit dari keterpurukan..
Hantaman batu hitam yg kau lontarkan tak membuatku kesakitan..
Namun tegur sapa kalian itulah yg justru menyadarkanku..
aku memang tak boleh selalu seperti ini..
Dan memang ketika aku fikirkan syairku dengan seksama, aku tergugah..
untuk menyadari, jika memang selama ini aku selalu mengeluh tanpa rasa syukur..
Untuk itu aku memang harus selalu tersenyum meski kesulitan datang..
Benar saja tuhan memudahkan jalanku ketika aku selalu mensyukuri nikmat-NYA..
Hanya kata terimakasih yg dapat aku haturkan..
Untukmu yg masih sudi mengingatkanku ketika kau lihat aku melakukan kesalahan..
Dan kau adalah sahabat terbaiku..
-tulus-
Rebahku di pembaringan lemahku..
Melepas lelah lalu menuai resah yg berkepanjangan tiada henti..
Sembari ku membual pada hatiku..
Untuk ku terdiam menanti bulan menyapaku..
Aku Percaya ketidak adaan memang terkadang membuaiku pada putus asa..
Tiada asa yg tak bertuan, dan akulah pemilik asa itu..
Sesaat fikirku Kembali pada kebimbangan..
Bagaimana caraku Merajuk mimpi agar ia mengajaku pada indahnya..
Bertolak belakang pada harapku yg terlalu tinggi..
Nyata yg ku hadapi amat sangat melelahkan..
Harusku dewasakan usiaku sebelum pada waktunya..
Demi tertatanya masa depan keluargaku..
Pernah aku mencoba berlari menjauhi tanggung jawab ini..
Tapi itu tak merujuku pada kemenangan..
Semoga kelak tuhan membalas peluhku dengan kebahagiaan keluargaku..
-tulus-
Di ujung gelap tangisku tergambar untuk usainya kisah ini..
Tiada siapapun yg tahu jika aku terdampar di gersangnya hati..
Terjangan Badai kehidupan seakan menambah luka yg kini kurasa..
Bukankah ini yg ku pinta..
Lalu mengapa aku tangisi separuh jiwaku yg telah pergi..
Entahlah..
Detik berlalu begitu nyata untuk ku kenang ia..
Tiada seutaspun harapku..
untuk memaksa mataku agar tak berkaca pada air yg melemahkan..
Sebenarnya Aku malu pada malam yg menyaksikanku meratap..
Namun aku tak bisa curahkan ini pada siapapun..
Hanya tanda kelemahan yg bisa terurai..
Agar terpuaskan beban yg terasa sesak..
Jika aku tak bisa menjadi hatinya..
biar aku menjadi bayang masa lalunya..
Jika ia ada, ia akan kugapai..
Tapi jika tiada,
Aku tak akan mencarinya..
-tulus-
Berlabuh hatiku untuk menjauh dari gerimis..
Tapi badai tak mampu ku elakkan..
Surya sang malam tak dapat ku temui..
Namun tiada berhenti ku tatap ia yg berduka..
Meski Hanya biru yg terlihat namun tak tergambar nyata..
Bayu menyusuri setiap lekuk aliran nafasku..
Menguasai dengan dinginnya..
Hingga tertumpahlah rasa sedihku merajai jiwa..
Seakan bertemu sesuatu yg indah..
Terasa adanya meski belum tentu berbalas..
Namun hatiku berkeyakinan..
Ia tahu akan ke hampaan yg ku alami..
Sadarkan aku dari sebuah mimpi panjang..
yg terlampau lama membayang..
Dan ketika malam semakin larut..
Aku semakin terjaga untuk mengenangnya..
ia memang tak melihat hatiku memujanya..
Namun, ia akan tahu jika aku ada untuk dirinya..
Ketika malam tiada lagi berbintang..
-tulus-
Sahabat..
Seringkali kita tak menyadari..
kau adalah hidup jika nafas tetap tercipta..
hidup mungkin, tak akan ada mati..
Terkecuali, yg maha penentu mengucap sabda kehendak-NYA..
Dan selama kau berniat untuk melanjutkan hidupmu..
kau akan tetap di beri cobaan ketika melangkah..
Tapi ini, bukan berarti kau tak boleh memilih..
Semua ada di tanganmu..
Mati untuk menggambarkan kau yg hanya berputus asa..
Atau tetap hidup untuk menuju kemenangan yg hakiki..
demi kebahagiaan dirimu dan orang yg kau sayangi..
Setidaknya ini bisa menjadi acuan..
agar kau tak selalu berburuk sangka pada rahasia-NYA..
-tulus-
Setelah sang fajar tenggelam di ufuk barat..
Hanya lelah yg menghampiriku..
Ku kayuh kaki menuju keperaduan..
Peluh tak hentinya menetes..
Menandakan betapa lelahnya ku tempuh hariku..
Untuk kesekian kalinya aku menggumam..
mengapa aku tak seberuntung mereka..
Tidak harus membanting tulang..
tapi tetap mendapatkan apa yg ia mau..
Namun itu tak menyurutkan niatku untuk terus berusaha..
Dulu aku mungkin merasa iri..
Karena memang tak mampu ku bohongi..
akupun ingin merjalani masa mudaku seperti yg lain..
Tapi kini, aku justru tersadar jika aku merasa termotifasi untuk terus berusaha..
Karena tuhan membuktikan kuasa-NYA..
Tuhan menyadarkan aku tentang..
Betapa nikmatnya menyantap sebutir nasi..
dari hasil keringatku sendiri..
Terimakasih ya allah..
-tulus-
Satu pertanyaanku tentang engkau..
Apa yg kau dapat dari mereka, yg kau anggap bisa kau bodohi..
Kau ingin mempermainkan hatinya..
Atau kau hanya ingin membuatnya jera dalam hal cinta..
Sekokoh apapun batu karang di lautan..
ia akan runtuh jua..
meski hanya di kikis sedikit demi sedikit oleh deburan ombak..
Begitupun ketika kau buai aku dengan rayumu..
Pertama ku dengar, hati segera berkata..
Jika kau pasti cintaku..
Tapi apa yg kini kau beri..
Kau tak hiraukanku yg menangisimu..
Selalu kau katakan jika kau mengerti dan merasakan rasaku padamu..
namun kenyataanya, tak pernah kau buktikan ucapmu..
Memang akulah yg menanam ini..
Tapi setidaknya hargailah rasaku..
Beri aku keputusan yg tepat namun tak menyakitkan..
Demi aku, insan yg menyayangimu..
-tulus-
Tak bisa kumaknai apalah arti malam ini..
Aku tak mampu menegaskan jika malam ini memang ada untuk hariku..
Karena meski mereka mengatakan hari esok akan indah..
Aku tetap tak bisa mempercayai itu..
Dan memang Pada kenyataannya..
Aku tetap sendiri..
Merenung di gelap malam..
Merindukan kebersamaan yg pernah ada..
Sembari melantunkan doa untuk kalian yg ku sayangi..
Semoga kalian, semua sahabat terbaik yg mengenalku..
Selalu sudi mengenal dan menjadi sahabatku..
Bukan hanya untuk malam ini..
Tapi untuk esok dan selamanya..
Tak ada cinta di malam ini tak apa..
Doa dan harap dari kalianlah yg aku pinta..
Sehingga meski aku tak ada di hadapmu..
Tapi kasih dan sayangku..
tetap ada demi kalian sahabat terbaikku..
Selamat hari kasih sayang sahabatku..
-tulus-
segera ku pejamkan mata ini..
Ketika hatiku akan memaksa air mataku mengalir..
Ku sangkal mauku..
Ku lawan harapku..
Aku berusaha mengajarkan ini pada diriku..
Karena sebenarnya aku bosan jalani ini..
Aku bosan menangisi cinta yg tak pernah ada untukku..
Sering hatiku berkata..
Mengapa dulu ku buat rasa ini..
Karena kini aku terjerat di dalamnya..
Entah apa yg ia rasakan..
Aku tak pernah tahu itu..
Yg aku tahu ia melihatku kala aku merasa cemburu..
Yg aku tahu iapun merasakan ketika aku merindunya..
Dan aku tahu ini hanya kata "mungkin"..
Biarlah rasaku tak ia tahu..
Asal hatiku puas karena itu..
-tulus-
Kenapa tujuan manusia yg mengaku "sempurna" itu selalu tak baik..
Itulah cara aku berfikir untuk memojokan mereka yg memandangku sebelah mata..
Pola dan pemikiran mereka tentang aku yg "berbeda" dari mereka pada umumnya..
Membuahkan satu kata hinaan bukan hanya untukku..
Tapi untuk kami semua, yg di kucilkan oleh sudut pandang mereka..
Yg tak melihat sisi baik dari kami yg "berbeda"..
Terkadang aku merasa menyesal menjadi diriku..
Yg selalu di lihat salah di mata siapa saja..
Tapi aku yakin..
Dari sekian banyak mereka yg menghujatku..
Ada di antara mereka yg tahu betul tentang apa dan siapa aku..
Yg harus hidup berjuang sendiri demi masa depan keluargaku..
sudahlah..
Bukankah hidup ini tak boleh ku sesali..
semua sudah tergaris..
Pintaku pada-MU ya robb..
Tetap bimbing aku untuk menjadi aku yg sesuai kehendak-MU..
bukalah pintu hati mereka yg melihatku hina..
Agar mereka tahu..
Inilah aku..
-tulus-
Tuhan..
Katakan padanya jika aku merindukannya..
Katakan padanya jika aku tak mampu bernafas karena sendunya tangisku..
Yg sampai menutup hidungku untuk menghirup udara bebas..
Kadang aku berfikir..
Betapa bodohnya aku..
Aku tangisi ia yg tidak pernah sudi mengerti hatiku..
Tuhan..
Apakah dia tahu..
Ketika aku sedang merindunya..
Hanya tangis yg bisa ku uraikan..
Karena ku sadari..
Manusia sepertiku tak pantas mengenalnya..
Wahai Insan yg selalu ada di hatiku..
Meski kau tak mendengarku berucap..
Namun aku yakin..
Malam ini tuhan memberimu rasa..
Rasa untuk mengerti tentang tangisku di sudut kegelapan ini..
Aku ingin sekali menangis di pelukmu..
Aku ingin luapkan semua rasa rinduku padamu..
Hanya satu harapku..
bantulah hatiku untuk tak bencimu..
-tulus-
Kenapa "gelap" ini selalu datang menghadang..
ketika aku mengharapkan penerangan di malam hari..
Bolehkah aku pinta indahnya siang hari tanpa datangnya petang..
Aku ingin merasakan kebahagiaan yg abadi..
Bukan hanya sesaat dan terus sirna..
Yg di awali dengan keindahan yg mampu membuatku melayang jauh..
Lalu berakhir dengan sesuatu yg tak baik..
akupun sadar jika aku bersalah..
Tak dapat ku sudutkan malam..
Atau bahkan memaksanya untuk tak hadir di hariku..
Karena sekali ku terduduk disini..
Menatap langit-NYA..
Rasanya enggan untukku beranjak..
Ini membuktikan..
walaupun malam tak indah menurutku..
Namun ia mampu memberiku rasa damai yg amat sangat..
Aku membisu di damai malam-NYA..
Tak ada yg mampu aku ucapkan..
selain Ucap syukur pada-NYA..
-tulus-
Tangisan seorang hamba tuhan..
Yg ingin mengejar ketertinggalan jiwannya yg hampir mati..
Terus ia berlari..
membimbing langkahnya yg gontai tak bertenaga..
Sesekali ia lontarkan keluhnya pada sang tuhan..
Tapi ternyata itu tak mampu membuat langkahnya yg lemas menjadi bertenaga..
Meski berkali - kali caci di ucapkan..
Tetap saja ia merasa lelah..
ketika melewati kerikil tajam yg berserakan di jalan yg ia lalui..
Peluhnya bak butiran mutiara..
Terlihat sekali ia amat sangat kelelahan..
namun tetap saja ia lanjutkan alur hidupnya yg penuh uji..
Meski tak mudah..
namun pada akhirnya ia menemukan sesuatu yg ia cari..
Bukan harta dan benda..
Melainkan ketenangan jiwa..
Yg membuatnya mampu tetap bertahan dalam duka..
semoga aku bisa seperti "ia"..
-tulus-
Dengar ucap tanyaku sobat..
Apakah Semua ini sudahkah menjadi takdir hidupku..
Tetap Sudikah kau mengingatkan dan membimbingku..
ketika kau tahu aku melakukan kesalahan..
Tak perlu kau jawab, cukup kau dengar..
Itu sudah mampu membuatku merasa lega..
Karena telah bisa ku lepaskan tanyaku..
Selalu aku pelajari setiap arus perjalanan hidupku..
Dengan berbagai coba dan uji dari-NYA..
Hidupku mungkin untuk kerjaku..
Kerjaku bermula dari mudaku..
Mudaku hanya untuk tuaku..
tuaku pasti untuk matiku..
Dan hidup matiku hanya untuk mengabdi pada tuhanku..
Akhirnya tanpa bertanya pada siapapun..
Jiwakupun mampu menyimpulkan..
Jika apapun yg kuhadapi ini..
memang sudah menjadi garis hidup yg sudah tuhan atur sesuai kehendak-NYA..
aku pasti mampu lalui ini..
-tulus-